Friday, 7 October 2011


PSEUDOMONAS AERUGINOSA




Description: E:\logo logo\LOGO Stikess\Prodi-S1-Stikes.jpg





Di susun oleh :
 SUKARWAN                                                ( A11000596 )


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2011
PEMBAHASAN
PSEUDOMONAS AERUGINOSA

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/85/Pseudomonas_aeruginosa_01.jpg/240px-Pseudomonas_aeruginosa_01.jpgDescription: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2d/Pseudomonas_aeruginosa_Gram.jpg/240px-Pseudomonas_aeruginosa_Gram.jpg

Gram-stained Pseudomonas aeruginosabacteria (pink-red rods).
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa




MORFOLOGI

Penyebaran
Pseudomonas aeruginosa  dapat dijumpai di banyak tempat di rumah sakit;
desinfektan, alat bantu pernafasan, makanan, saluran pembuangan air dan kain pel.
Penyebaran  Pseudomonas aeruginosa  melalui aliran udara, air, tangan tercemar,
penanganan dan alat-alat yang tidak steril di rumah sakit.  Selain itu, dapat juga lewat
hewan (lalat, nyamuk, dsb) yang telah tercemar.  P. aeruginosa  menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan anestesi dan terapi pernafasan, cairan intravena, bahkan air hasil proses penyulingan.

Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 µm. Bakteri
ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang pendek.
P. aeruginosa termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal  pada kutub) sehingga selalu bergerak. Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur N dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan  P. aeruginosa  adalah 42°C.  P. aeruginosa  mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Dilaboratorium, medium paling sederhana untuk pertumbuhannya digunakan asetat (untuk karbon)
dan ammonium sulfat (untuk nitrogen).
Pembiakan dari spesimen klinik biasanya menghasilkan satu atau dua tipe koloni yang halus :
1. Koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi.
2. Koloni halus dan mukoid sebagai hasil produksi  berbahan dari alignat.

Tipe ini sering didapat dari sekresi saluran pernafasan dan saluran kemih.
Alignat merupakan suatu eksopolisakarida yang merupakan polimer dari glucoronic acid dan mannuronic acid, berbentuk gel kental disekeliling bakteri. Alignat ini memungkinkan bakteri untuk membentuk biofilm, yaitu kumpulan koloni sel-sel mikroba yang menempel pada suatu permukaan misalnya kateter intravena atau jaringan paru. Alignat dapat melindungi bakteri dari pertahanan tubuh inang, seperti limfosit, fagosit, silia, di saluran pernafasan, antibodi, dan
komplemen.  P. aeruginosa  membentuk biofilm untuk membantu kelangsungan hidupnya saat membentuk koloni pada paru-paru manusia. Terkadang menghasilkan bau yang manis dan menyerupai anggur. Koloni yang dibentuk halus bulat dengan warna fluoresensi yang kehijau-hijauan. Bakteri ini menghasilkan pigmen yang tak berfluoresensi kehijauan  (plosianin). Strain P. aeruginosa menghasilkan pigmen yang berfluoresensi antara lain : piooverdin (warna hijau), piorubin (warna merah gelap), piomelanin (hitam). P. aeruginosa yang berasal dari koloni yang berbeda mempunyai  aktivitas biokimia,
enzimatik dan kepekaan antimikroba yang berbeda pula. 

SIKLUS HIDUP

Penularan
Pseudomonas aeruginosa  akan keluar dari sumbernya, mengalami penyebaran dan mempunyai gerbang masuk bagi inang yang rentan. Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari saluran yang telah diinfeksinya. Apabila menginfeksi pada saluran pernapasan maka akan meninggalkan saluran tersebut dan berpindah pada inang rentan yang lain. Mengingat  Pseudomonas aeruginosa  merupakan patogen nosokomial, cara pemindahsebarannya dapat melalui penanganan dan penggunaan alat yang tidak steril. Kemudian akan menginfeksi inang lain yang rentan pada bagian tertentu misalnya saluran kencing. Inang rentan ini biasanya pasien bedah, pasien yang terluka atau luka
bakar, pasien yang menjalani pengobatan radiasi, juga pasien dengan peralatan yang menembus tubuh.

PATOGENESIS

Faktor sifat yang memungkinkan organisme mengatasi pertahanan tubuh normal dan menimbulkan penyakit ialah : pili, yang melekat dan merusak membran basalis sel; polisakarida simpai, yang meningkatkan perlekatan pada jaringan tetapi tidak menekan fagositosis; suatu hemolisin yang memiliki aktivitas fosfolipasa; kolagenasa dan elastasa dan flagel untuk
membantu pergerakan. Sedangkan faktor yang menentukan daya patogen adalah LPS mirip dengan yang ada pada  Enterobacteriaceae; eksotoksin A, suatu transferasa ADP-ribosa mirip dengan toksin difteri yang menghentikan sintesis protein dan menyebabkan nekrosis di dalam hati; eksotoksin S yang juga merupakan transferasa ADP-ribosa yang mampu menghambat sintesis protein eukariota.
Produksi enzim-enzim dan toksin-toksin yang  merusak barrier tubuh dan sel-sel inang menentukan kemampuan  Pseudomonas aeruginosa  menyerang jaringan. Endotoksin P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri gram negatif lain menyebabkan gejala sepsis dan syok septik. Eksotoksin A menghambat sintesis protein eukariotik dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria (walaupun struktur kedua toksin ini tidak sama) yaitu katalisis pemindahan sebagian ADP-ribosil dari NAD kepada EF-2. Hasil dari kompleks ADP-ribosil-EF-2 adalah inaktivasi sintesis protein sehingga mengacaukan fungsi fisiologik sel normal. Enzim-enzim ekstraseluler, seperti elastase dan protease mempunyai efek hidrotoksik dan mempermudah invasi organisme ini ke dalam pembuluh darah.
Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam beberapa serum manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi  yang berat. Psiosianin merusak silia dan selmukosa pada saluran pernafasan. Lipopolisakarida mempunyai peranan penting sebagai penyebab timbulnya demam, syok, oliguria, leukositosis, dan  leukopenia, koagulasi intravaskular diseminata, dan sindroma gagal pernafasan pada orang dewasa.
Strain  Pseudomonas aeruginosa  yang punya sistem sekresi tipe III. Secara signifikan lebih virulen dibandingkan dengan yang tidak punya sistem sekresi tersebut. Sistem sekresi tipe III adalah sistem yang dijumpai pada bakteri gram negatif, terdiri dari sekitar 30 protein yangterbentang dari bagian dalam hingga luar membran sel bakteri, berfungsi seperti jarum suntik yang menginjeksi toksin-toksin secara langsung ke dalam sel inang sehingga memungkinkan toksin mencegah netralisasi antibodi.

PENYAKIT YANG DITIMBULKAN

Pseudomonas aeruginosa menimbulkan berbagai penyakit diantaranya yaitu :
1.       Infeksi pada luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan
2.      Infeksi saluran kemih.
3.      Infeksi pada saluran napas mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis.
4.      Otitis eksterna ringan pada perenang
5.       Infeksi mata.
6.      Infeksi P.aeruginosa pada mata.  
7.      Infeksi P. aeruginosa pada luka

 Gejala
Gejalanya tergantung bagian tubuh yang terkena, tetapi infeksi ini cenderung berat: 
“ Infeksi pada luka atau luka bakar, ditandai dengan nanah  biru-hijau dan bau manis seperti anggur. Infeksi ini sering menyebabkan daerah ruam berwarna hitam keunguan dengan diameter sekitar 1 cm, dengan koreng di tengahnya yang
dikelilingi daerah kemerahan dan pembengkakan. Ruam ini sering timbul di ketiak dan lipat paha. Hal ini dapat juga dialami oleh penderita kanker. Infeksi saluran kemih, biasanya kronis dan terjadi pada orang tua.
“ Pneumonia, pada fibrosis kistik mungkin terjadi kolonisasi kuman strain yang berlendir pada paru-paru. Infeksi paru-paru pada penderita bila menghirup Pseudomonas aeruginosa  dalam jumlah besar pada alat bantu pernafasan yang tercemar. Sering menyebabkan gangguan mental, renjatan septik gram negatif dan sianosis yang semakin berat.
“ Otitis eksterna maligna, suatu infeksi telinga, bisa menyebabkan nyeri telinga hebat dan kerusakan saraf dan sering terjadi pada penderita kencing manis.
“ Infeksi mata,  Pseudomonas bisa menyebabkan koreng pada mata, mencemari
lensa mata dan cairan lensa.

PENCEGAHAN

 Pencegahan Pseudomonas aeruginosa sering kali merupakan flora normal yang melekat pada tubuh kita dan tidak akan menimbulkan penyakit selama pertahanan tubuh normal. Karena itu, upaya pencegahan yang paling baik adalah dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap tinggi.
Upaya pencegahan penularan penyakit pada pasien yang dirawat di rumah sakit
dilakukan dengan cara kerja steril/ aseptis yang dilakukan oleh setiap personil rumah sakit (medis dan paramedis) dengan penuh rasa tanggung jawab.

PENGOBATAN

Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik  karena resisten terhadap
berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi. Definisi dari MDR-PA (Multi Drug ResistancePseudomonas aeruginosa) adalah resisten paling tidak terhadap 3-antimikroba yaitu kelas β-laktam, carbapenem, aminoglikosida, dan fluoroquinon.
P.aeruginosa tidak boleh diobati dengan terapi obat tunggal  karena tingkat
keberhasilan rendah dan bakteri  dengan cepat  jadi resisten. Pola kepekaan bakteri ini bervariasi secara geografik. Maka, diperlukan tes kepekaan sebagai pedoman untuk pemilihan terapi antimikroba. Penisillin bekerja aktif terhadap P. aeruginosa antara lain :
tikarsilin, mezlosilin, dan pipeasilin digunakan dengan dikombinasikan bersama
aminoglikosida biasanya gentamisin, tobramisin/ amikasin. Obat lain yang aktif terhadap P. aeruginosa antara lain aztreonam; imipinem; kuinolon baru, termasuk siprofloksasin. Sefalosporin generasi baru, seftazidim dan sefoperakson aktif melawan  P. aeruginosa.
Seftazidim digunakan secara primer pada terapi infeksi P. aeruginosa. 


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Pseudomonas, http://en.wikipedia.org/wiki