Wednesday 16 November 2011

askep GE


BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang
Gastroentritis (GE) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertaimuntah
                Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak  dari      biasanya.
                  Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan       parasit  yangpatogen.
                 Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan
                 Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200-250 gram (Syaiful Noer, 1996). Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang mengalami perkembangan diare dan/atau muntah akut. Istilah ini menjadi acuan bahwa terjadi proses inflamasi dalam lambung dan usus.
                 Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4 kali sehari. (http://cemolgadis-melayu.blogspot.com/2008/12/kmb-gea.html)


B. Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan keperawatan  pada klien dengan GEA.
           2.  Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan anemia
b.      Mampu melaksanakan perencanaan pada Asuhan Keperawatan pada klien dengan GEA.
c.       Mampu melaksanakan tindakan pada Asuhan keperawatan pada klien dengan GEA.
d.      Mampu melaksanakan evaluasi pada Asuhan keperawatan pada klien dengan GEA.


















BAB II
STUDI PUSTAKA


A.    Pengertian Masalah Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan adalah keadaan individu yang mengalami penurunan cairan intravaskuler, interstitial dan atau intrasel.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Defisit pengetahuan adalah Tidak ada atau kurangnya informasi pengetahuan tentang topik spesifik.

B.   Etiologi
      a. Kekurangan volume cairan
            Kehilangan volume cairan aktif
            (Konsumsi alkohol yang berlebihan secara terus-memerus)
            Kegagalan mekanisme pengaturan
            (asupan cairan yang tidak adekuat)
b.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ketergantungan kimiawi
Penyakit kronis
Kesulitan mengunyah dan menelan
Faktor ekonomi
Intoleransi makan
Kebutuhan metabolik tinggi
Refleks menghisap pada bayi tidak adekuat
Kurangnya pengetahuan dasar nutrisi
Akses pada makanan terbatas
Hilangnya nafsu makan
Mual/muntah
c. Defisit pengetahuan
       Pembatasan secar kognitif
       Salah dalam memahami informasi yang ada
       Kurangnya pencahayaan
       Kurangnya perhatian di dalam belajar
       Kurangnya kemampuan mengingat kembali
       Kurangnya pemahaman terhadap sumber-sumber informasi
      
C. Tanda dan Gejala
      a. Kekurangan volume cairan
Subjektif
Haus
Objektif
Perubahan status mental
Penurunan tekanan darah
Penurunan volume/tekanan nadi
Penurunan turgor kulit/lidah
Penurunan haluaran urine
Penurunan pengisian vena
Kulit/ membran mukosa kering
Hematrokit meningkat
Suhu tubuh meningkat
Frekuensi nadi meningkat
Konsentrasi urine meningkat
Penurunan berat badan yang tiba-tiba (kecuali dalam lapisan ketiga)
Kelemahan
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
      Subjektif
      Kram abdomen
      Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
      Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan
      Melaporkan perubahan sensasi makan
     
      Objektif
      Tidak tertarik untuk makan
      Kerapuhan kapiler
      Diare dan atau steatore
      Adanya bukti kekurangan makanan
      Kurang minat pada makanan
c.Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi
 Subjektif
        Mengungkapkan masalah secara verbal
    Objektif
       Tidak mengikuti intruksi yang diberikan secara akurat
       Tidak mengerjakan ujian secara akurat
       Tidak tepat atau terlalu berlebihannya perilaku ( sebagai contoh, histeris,      bermusuhan, agitas, dan apatis)



D. Pathofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman      yangterkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

E   Riwayat kesehatan
Adakah riwayat perah di rawat dirumah sakit, pernah dilakukan operasi atau tidak, pernah menderita penyakit yang berat atau tidak.

F. Riwayat kesehatan terdahlu
Pada usia berapa gejala mulai timbul,pernah punya riwayat di rawat di Rumah sakit atau tidak,sudah berapa lama gejala berulang.

G. Riwayat kesehatn keluarga
Adakah oarng tua atau keluarga yang pernah menderita atau mempunyai penyakit yang serupa.
H. Pemeriksaan penunjang
      1.Pemeriksaan       laboratorium.
   a.Pemeriksaan    tinja.
   b.Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah       astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas           darah   atau     astrup,bila        memungkinkan.
  c.Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk meng
etahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

























BAB III
  STUDY KASUS

        1.  Pengkajian
                     Hari/Tgl pengkajian       : Sabtu, 11 juli 2009
                     Jam                                 : 15.00 wib
                     Ruang                             :  Dahlia
                     Nama pengkaji                : Siti Markamah

A.    IDENTITAS
                 1. Identitas klien
                      Nama                  : Ny. K
                      Umur                  : 60 tahun
                      Jenis kelamin     : Perempuan
                      Alamat                : Wonokromo 1/1 Alian
                      Agama               : Islam
                      Pendidikan         : -
                      Suku bangsa       : Jawa / Indonesia
                      Tanggal masuk   : 10 juli 2009     
                       No RM              : 804655
                      Diagnosa Medik  :  GEA
                2.  Biodata penanggung jawab
                     Nama                              :   Tn. A.S
                     Umur                               :  70 th
                     Alamat                             :  Wonokromo 1/1 Alian
                     Pekerjaan                         : Tani
                     Hubungan dengan klien   :  Suami



                B.   Riwayat Keperawatan
1.      Keluhan utama
BAB cair 3x
2.      Riwayat Penyakit sekarang
 Pasien baru dari IGD dengan keluhan lemes, pusing, perut sakt, BAB cair 3x, mual, nafsu makan menurun.
S : 36,5 0 C
N : 80 x/m
RR : 22x /m
TD : 90/60 mmHg
                       3.  Riwayat penyakit dahulu
pasien pernah dirawat dirumah sakit, dan sebelumnya pernah menderita penyakit pengobatan TB.
                       4.  Riwayat Kesehatan keluarga
                             Dalam keluarga sebelmnya belum pernah memiliki riwayat    
penyakit menular dan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.
5. Therapi yang di berikan : Infus RL 20 tpm, inj. Cefotaxim 2x1, inj. Rantin 2x1, inj. Piralen 3x1, arcapec 3x1.











6. Genogram
 










Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan

: Pasien
: Garis pernikahan
: Garis keturunan

C.  Pola pengkajian fungsional
 1.  Bernafas dengan normal
                  Sebelum sakit : pasien tidak mempunyai keluhan
                  Selama sakit    : pasien mengatakantidak sesak , RR : 20 x/m

 2.  Pola Nutrisi
                   Sebelum sakit   : Klien makan 3 kali dalam seharí
       Selama sakit     : klien tidak menghabiskan porsi makannya

              3. Pola Eliminasi
                  Sebelum sakit   : BAB 1x/hari, warna kuning, bau khas,konsentrasinya lembek, BAK 5-7x/hari,warna kuning,bau khas
                                             tidak ada gangguan dalam pola eliminasi
                  Selama sakit     :  Klien BAB 3x / sehari cair, tidak ada gangguan dalam BAK.

 4. Pola bergerak/aktivitas
      Sebelum sakit  : Klien biasa bekerja di sawah
      Selama sakit     : Klien hanya bisa berbaring di tempat tidur.

5.      Pola istirahat dan tidur
                  Sebelum sakit   : Klien tidak mempunyai kebiasaan tidur siang tidur  malam 7-8 jam. tidak ada gangguan dalam pola dan
           frekuensi tidur
                  Selama sakit      : klien tidur siang 2-4 jam, tidur malam biasanya
           hanya 6 jam.

6.      Keutuhan berpakaian
      Sebelum sakit   :  pasien biasa memakai kaos pendek
                  Selama sakit     :  pasien memakai baju tipis dan pendek

            7.   Mempertahankan  suhu tubuh
                  Sebelum sakit   : jika panas klien hanya istirahat 
                  Selama sakit      : jika panas pasien mengompres dan meminum obat

8.  Personal Hygiene
                  Sebelum sakit    : klien mandi 2x sehari, mengganti pakaian setiap sore hari
      Selama sakit      : Klien tidak mandi dan tidak seka hanya mengganti bajunya



9.  Kebutuhan rasa aman dan nyaman
      Sebelum sakit      : tidak ada masalah
                  Selama sakit        :  pasien merasa nyaman jika ada keluarga yang menjaganya

10.    Berkomunikasi
Sebelum sakit  : pasien selalu mengkomunikasikan yang terjadi pada
                           Anak-anaknya
                  Selama sakit    : pasien selalu mengeluh merasa sakit pada keluarganya

11.    Beribadah
Sebelum sakit  : pasien selalu menjalankan shalat 5 waktu
Selama sakit    : pasien tidak melakukan ibadah

12.    Kkebutuhan rekreasi
Sebelum sakit   : pasien senang berekreasi dengan keluarganya
Selama sakit     : pasien hanya bisa berbaring

13.    Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit   : pasien biasa bekerja di sawah
Selama sakit     : pasien tidak bisa melakukan pekerjaannya seperti biasanya

14.    Kebutuhan belajar
Sebelum sakit   : pasien biasa menonton berita di TV
Selama sakit     : pasien tidak bisa menonton TV



D.   PEMERIKSAAN FISIK
       1.  Keadaan umum
            Kesadaran   : Compos mentis
            TTV            : 80/60mmHg       RR: 20x/m
            Nadi            : 120x/mnt           S   : 37 C
                      
2.      Pemeriksaan fisik
a. Kepala     : Medocephal
b. Rambut   : hitam, lurus, rambut berketombe, rontok
c. Mata        : konjungtivis tidak anemis
d. Hidung    : Simetris, tidak ada polip, tidak ada cuping hidng
e. Mulut      : Bibir tampak pucat, mukosa kering
 f. gigi           : Tidak terdapat karies
g.  Telinga   : Letak simetris, tidak ada gangguan pendengaran
i. Leher       : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid,
j. Dada
    Thorax
    I   : simetris, tak tampak retaksi dinding dada
    P  : Tidak teraba benjolan
    P  : 
    A : Tidak ada bunyi whezzing atau ronchi
  
   Abdomen
    I  : tidak terdapat luka, tidak ada benjolan
    P : Tidak ada nyeri tekan
    P : Tidak kembung
   A :  

k.  Genitalia
    Tidak terpasang kateter, genitalia bersih dan tidak sakit pada saat BAK
l.  Extermitas
    a. CRT <2” tidak siianosis
    b. Extermitas bawah tidak ada edema
    c. Turgor kulit kering, warna sawo matang.
    d. Berdiri dan berjalan perlu bantuan
    e. Tangan bagian kanan terpasang infus



E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
     Laboratorium 2 juli 2009
       
Pemeriksaan
Nilai
Hemoglobin
15,7gr/dL
WBC
 6,2 K/UL
LYM
0,6 9,9%L
MID
0,3 4,1%M
GRAN
5,3 86,0%G
RBC
3,86 M/uL
MCT
29,4%
MCV
76,1 fL
MCHC
32,3 g/dL
RDW
16,8%
PLT
263k/UL
HCT
48,8%
MPV
6,0fL

F.  RINGKASAN PENGKAJIAN
     ANALISA DATA
  NAMA  : Ny. S                                   Ruang  : Dahlia

NO
DATA FOKUS
PATHWAY
ETIOLOGI
MASALAH
1.



















2.


















Ds:
a.       ”pasien mengatakan BAB 3x cair”
b.      ”pasien mengatakan muntah-muntah”
Do:
 a. Kulit dan membran mukosa kering
 b. pasien tampak lemah
 c. TD:80/60mmHg
RR: 20x/m
Nadi :120x/m 
S: 37 C
                      
    
Ds : a. ” pasien mengatakan
             tidak mengerti  
             tentang
              penyakitnya”
b. ”pasien mengatakan
      sebelumnya belum
      pernah sakit seperti ini”
Do : - pasien tidak mengerti
          tentang penyakitnya

Virus, bakteri/toksin
menginfeksi usus
sekresi air dan elelktrolit meningkat
kekurangan volume cairan







Kurangnya informasi
Pengetahuan







Out put berlebih

















Kurangnya informasi











Kekurangan volume cairan









Defisit pengetahuan










G. INTERVENSI
Waktu
No. DX
Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
TTD
11 juli 2009
1























2





























Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan masalah kekurangan volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil:
-TTV dalam rentang normal
-Menunjukan hidrasi yang adekuat (kulit dan membran mukosa lembab)











Selama dilakukan pengkajian selama 1x 30 menit pasien menunjukkan tingkat pemahaman pada apa yang disampaikan


1.Observasi khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit: diare
2.Pantau status hidrasi ( kelembapan membran mukosa, keadekuatan nadi)
3.Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan
4.Berikan terapi IV sesuai dengan anjuran

1. Lakukan penilaian tingkat pengetahuan pasien dan pahami isinya
2. Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus
3. Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman pasien, mengulangi informasi jika di perlukan
4. Lakukan pendidikan kesehatan tentang asupan nutrisi yang baik





H. IMPLEMENTASI
No
Waktu
Implementasi
Respon
paraf
11 juli 2009
07.00
10.30
11.30

11.35
11.45
12.00

12.05

12.30


12.35

14.00
Menerima operan jaga
Verbedent
Menerima pasien

 Mengobservasi ku
Memberikan terapi injeksi
Memberikan diet
Memberikan terapi obat oral
Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
Mengukur Vital sign

Operan jaga


Pasien dari IGD dengan GEA
Ku lemah,
Injeksi masuk
Pasien menghabiskan porsi makan
Oral (+)

Pasien mengerti


TD: 110/80, S: 35,8C N: 84x/m




No
Waktu
Implementasi
Respon
paraf
12
juli 2009
07.00
07.10
07.30
07.45
08.00

08.30
08.35
09.45
10.00

11.00

11.15
11.30

14.00
 Menerima operan jaga           
Verbedent
Memonitor KU
Mengobservasi hidrasi pasien
Menganjurkan pasien untuk banyak minum
Memberikan pengajaran tentang penyakit pasien
Mengganti infus
Menyiapkan terapi oral dan injeksi
Memberikan diet
Memberikan terapi injeksi
Memberikan obat oral
Mengukur TTV

Operan jaga


KU sedang
Membran mukosa kering.
Pasien mengerti

Pasien mengerti

Infus lancar


Injeksi masuk
obat oral masuk
TD:100/80 mmHg, S:36,4C, N: 86x/m















I. EVALUASI

TGL
NO DX
SOAP
Mahasiswa & TT
12
juli 2009
1.








2
















3













S : Pasien mengatakan BAB cair 1x, muntah
O :
-Pasien tampak lemas
-Mukosa bibir kering
-TD; 110/80
-N:84x/m
-S:35,5C
A : Masalah belum teratasi
P :
-Pantau TTV
-Pantau hidrasi
-Anjurkan  pasien untuk banyak minum

S  : -pasien mengatakan makan tapi sedikit
-pasien mengatakan masih mual
O :
-Pasien tidak menghabiskan porsi makan
-pasien terlihat  lemas

A : masalah belum teratasi
P : - bantu atau pemberian asupan diet makanan dan  cairan yang seimbang
-Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan
     makan
- Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi  kebutuhan pasien
-Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi  dan tidak mahal
-Anjurkan kepada klien untuk makan sedkit tapi sering
S : - pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya,
     - pasien mengatakan sebelumnya belum pernah sakit seperti ini
O : - pasien tidak mengerti
          tentang penyakitnya
A : masalah belum teratasi
 P : -Lakukan penilaian tingkat pengetahuan pasien dan  pahami isinya
-Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus
- Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat
    pemahaman pasien, mengulangi informasi jika
    diperlukan
- Lakukan pendidikan kesehatan tentang asupan nutrisi



















TGL
NO DX
SOAP
Mahasiswa
& TT
13
juli
2009
1.





2.



3





S: pasien mengatakan BAB 1x lembek, sudah tidak muntah.
O:-membran mukosa lembab
-TD:100/80
-N:86x/m
-S: 36,4C
A: Masalah teratasi
P: Discharge planing

S  : pasien mengatakan sudah enak makan,tidak mual.
O : - Pasien menghabiskan porsi makan
A : masalah teratasi
P : Discharge planing

S : pasien sudah mengerti tantang penyakitnya,sudah tidak bingung

O: - pasien mengerti tentang penyakitnya

A : masalah teratasi
 P : Discharge planing












BAB IV
                                    PEMBAHASAN

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman      yangterkontaminasi.
Etiologi dari masalah Kekurangan volume cairan adalah kehilangan volume cairan aktif (Konsumsi alkohol yang berlebihan secara terus-memerus), kegagalan mekanisme pengaturan (asupan cairan yang tidak adekuat). Sedangkan dari hasil pengkajian didapatkan etiologi out put berlebih yaitu karena diare dan muntah.
Etiologi dari Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah ketergantungan kimiawi,penyakit kronis, kesulitan mengunyah dan menelan, faktor ekonomi,intoleransi makan, kebutuhan metabolik tinggi, refleks menghisap pada bayi tidak adekuat, kurangnya pengetahuan dasar nutrisi, akses pada makanan terbatas, hilangnya nafsu makan, mual/muntah.Sedangkan dari hasil pengkajian etiologinya nafsu makan menurun.
Etiologi dari Defisit pengetahuan adalah pembatasan secara kognitif, salah dalam memahami informasi yang ada, kurangnya pencahayaan, kurangnya perhatian di dalam belajar, kurangnya kemampuan mengingat kembali, kurangnya pemahaman terhadap sumber-sumber informasi.
Tanda dan gejala yang muncul pada masalah kekurangan volume cairan adalah haus, perubahan status mental, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi, penurunan turgor kulit/lidah, penurunan haluaran urine, penurunan pengisian vena, kulit/ membran mukosa kering, hematrokit meningkat, suhu tubuh meningkat, frekuensi nadi meningkat, konsentrasi urine meningkat, penurunan berat badan yang tiba-tiba (kecuali dalam lapisan ketiga) dan kelemahan. Dari hasil pengkajian tanda dan gejala yang muncul pada pasien adalah tekanan darah menurun, membran mukosa kering.
Tanda dan gejala  Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah kram abdomen, nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit, merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan, melaporkan perubahan sensasi makan, tidak tertarik untuk makan, kerapuhan kapiler, diare dan atau steatore, adanya bukti kekurangan makanan, kurang minat pada makanan.Sedangkan pada pasien Ny. S tanda dan gejala yang muncul adalah mual dan tidak nafsu makan.


















BAB V  
PENUTUP

                       Dari pengamatan yang dilakukan selama dua minggu di bangsal dahlia didapatkan hasil dalam melakukan tindakan tenaga kesehatan telah melakukan sesuai dengan standar operasional keperawatan walaupun belum begitu sesempurna seperti standar keperawatan.
                       Dalam mengurangi resiko infeksi nosokomial tenaga kesehatan yang berada di ruang peristi sudah menjaganya dengan cara memakai jas dalam ruangan dan sesalalu mengunakan sarung tangan dan masker dan melakukan tindakan. Untuk menjaga terjadinya infeksi pada pasien para tenaga kesehatan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
                       Hal ini dapat terjadi dikarenakan suatu kebiasaan dan suatu kesdaran dari individu masing-masing untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan standar operasional yang ada. Dan seharusnya kebiasaan seperti ini harus dilakukan oleh tenaga kesehatan sekaligus untuk memberikan contoh kepada yang lainnya.

SARAN :
Untuk Perawat : sekarang ini sudah banyak sekali lulusan-lulusan tenaga kesehatan apalagi sebentar lagi kita akan menghadapi era global agar perawat tidak kalah saing maka setiap individu tenaga kesehatan harus memiliki suatu kedisiplinan dan selalu melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang ada supaya nantinya tenaga kesehatan indonesia tidak di pandang sebelah mata dan bukan hanya menjadi penonton di negara sendiri melainkan menjadi tenaga kesehatan yang jauh lebih profesional.
Untuk Mahasiswa : Bagi mahasiswa yang masih menghadapi dunia pendidikan dapat melihat apa saja kelebihan dan kekurangan yang sudah terjadi di lapangan agar nantinya suatu yang buruk dapat di buang dan yang baik selalu di canangkan.
DAFTAR PUSTAKA


J. Corwin Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Prima Medika
Wilikinson J. M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC