Thursday 6 October 2011

gagasan tertulis


GAGASAN TERTULIS
TIDAK TERARAHNYA GENG MOTOR YANG DAPAT MERUGIKAN MASYARAKAT

Description: Logo.jpg

 Disusun oleh:
1.      Sukarwan                                (A11000596/2010)
                       
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
 GOMBONG
2010


PENGESAHAN

Gagasan tertulis  ini ditulis dengan judul “TIDAK TERARAHNYA GENG MOTOR YANG DAPAT MERUGIKAN MASYARAKAT ” telah disetujui dan disahkan pada :


Hari                 :

Tanggal           :



Mengetahui,
Pembimbing



 ( Rina Saraswati, S.Kep.Ns )

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa tercurah Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Gagasan Tertulis Tahun Ajaran 2010.
Gagasan tertulis ini disusun sebagai salah satu tugas materi kuliah penulisan ilmiah di STIKES Muhammadiyah Gombong.
Gagasan tertulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
·         Pembimbing yang telah membantu dalam penyusunan gagasan tertulis ini.
·         Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan gagasan tertulis.
·         Orang tua yang telah mendukung dalam bentuk material dan spiritual.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan gagasan tertulis ini, masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga gagasan tertulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

                                                                          Gombong,         Oktober 2010


                                                                                             Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I.      PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B.       Tujuan ....................................................................................... 1
C.      Rumusan Masalah...................................................................... 2
       BAB II.   METODOLOGI
                        A.    Metode study pustaka.............................................................. 3
                        B.    Metode Telaah Internet............................................................ 3
       BAB III   HASIL DAN PEMBAHASAN
                        A.    Pengertian Sex Bebas............................................................... 4
                        B.    Peran Orangtua dalam Pencegahan Sex Bebas........................ 6
                        C.    Penyebab Prilaku Sex Bebas.................................................... 8
                        D.   Bahaya Sex Bebas................................................................... 10
                               1.    Sipilis................................................................................ 10
                               2.    Gonore.............................................................................. 11
                               3.    Herpes Genitalis............................................................... 13
                               4.    HIV/AIDS....................................................................... 13
       BAB IV   KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.     Kesimpulan.............................................................................. 15
B.     Penutup.................................................................................... 15
            DAFTAR PUSTAKA            16

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Remaja merupakan sebuah masa transisi yang dilalui oleh semua insan manusia sebelum akhirnya memasuki fase dewasa. Berbicara mengenai remaja, erat kaitannya dengan sebuah kualitas diri. Remaja merupakan masa dimana terjadi sebuah jalan persimpangan dalam hidupnya yang akhirnya dipilih sebagai bekal kehidupannya kelak, dan proses pemilihan itu sangat erat kaitannya dengan kualitas diri seorang remaja dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Begitu luasnya aspek yang bisa dibicarakan kaitannya dengan remaja, namun yang kini menjadi sebuah dilema klise bagi masyarakat adalah hadirnya sosok remaja yang kurang peka terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang kini mendominasi kota besar dan mulai merambah pada kota pendukung. Ketika kualitas sumber daya manusia dibicarakan dan dikaitkan dengan parodi kehidupan remaja maka yang terjadi hanyalah ketidaksinambungan belaka. Banyak fenomena–fenomena sosial yang terjadi mengarah kepada aspek tersebut. Dan yang paling menonjol adalah sebuah pembentukan kelompok-kelompok sosial non-formal yang disinyalir sebagai sebuah mata rantai kehidupan bebas remaja yang lazim disebut ”gengster” atau ”geng”.
Adanya gengster seperti sebuah kelompok–kelompok sosial yang semu, karena terbentuk dari sebuah jiwa bebas yang terhambur ketika langkah seorang remaja telah tetap dan pasti. Namun, adanya fenomena geng tersebut tak urung seperti perbedaan dua keping mata uang yang berbeda mata uang menunjukkan hal positif yaitu pembentukan mental dan ajang solidaritas dari seorang remaja, sedangkan sisi lainnya adalah sebuah bentuk pemberontakan jiwa yang terkadang diaplikasikan dalam bentuk anarkisme yang sangat destruktif.
Dalam kenyataannya kegiatan geng yang tumbuh dalam lingkungan sekolah sangat memungkinkan pelajar untuk terlibat besar didalamnya disebabkan geng merupakan kelompok sosial yang mudah terbentuk akibat dari kedekatan dan persamaan tujuan antar siswa sehingga secara otomatis dapat memberikan dampak tersendiri dalam usaha belajarnya untuk meraih prestasi belajar yang maksimal dan dalam kegiatan geng itu sendiri menjadi daya tarik bagi pelajar untuk berpartisipasi juga di dalam geng yang kegiatan dari geng itu cenderung bersifat destruktif.
Sebuah sinkronitas yang terlihat antara proses pembelajaran di sekolah dengan kegiatan geng yang bersifat destruktif. Tentu menggelitik berbagai pihak terutama sekolah untuk melakukan upaya guna menyeimbangkan kedua aspek tersebut, dengan orientasi meningkatkan mutu pendidikan.
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, keadaan ini tentunya amat menarik untuk dikaji secara mendalam. Penulis hendak melakukan studi penelititan terhadap masalah tersebut yang merupakan sebuah dilematika yang sangat bertolak belakang dengan tujuan sekolah sebagai pencetak generasi bangsa yang berbudi luhur namun justru sebaliknya dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia kita dari aspek moral sedangkan lokasi penelitian yang dipilih merupakan tempat yang seharusnya lebih mengutamakan pendidikan budi pekerti.
B.     Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini antara lain          :
a.       Supaya para remaja dapat membedakan hal yang baik dan buruk.
b.      Mengetahui dampak negatif dari aksi geng motor.
c.       Agar para remaja mengetahui macam-macam penyakit yang disebabkan oleh aksi geng motor.
d.      Menambah wawasan tentang bagaimana membentuk suatu perkumpulan yang membawa nilai positif.










C.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang kami bahas, kami dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut.      :
1.      Apa itu geng motor ?
2.      Apa saja peran orang tua dalam pencegahan aksi geng motor ?
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi remaja mengikkuti aksi geng motor ?
4.      Apa saja dampak aksi geng motor bagi pelakunya ?
5.      Bagaimana cara menanggulangi masalah aksi geng motor yang sebagian besar meresahkan masyarakat ?


BAB II
METODOLOGI
Metodologi adalah  cara yang digunakan dalam pengumpulan data-data yang bersifat objektif dari berbagai sumber.Mencantumkan beberapa variabel yang berhubungan dengan permasalahan yang kita bahas. Dimana permasalahan tersebut sedang dicari cara penyelesaiannya.
Dalam penyusunan makalah ilmiah ini, kami menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
A.    Metode Study Pustaka
Metode study pustaka adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan data atau informasi yang dilakukan dengan mencari dan membaca buku atau referensi. Adapun buku yang penulis gunakan adalah “ TIDAK TERARAHNYA GENG MOTOR YANG DAPAT MERUGIKAN MASYARAKAT”.
B.     Metode Telaah Internet
Metode internet adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan data atau informasi yang dilakukan dengan browsing dan searching. Adapun alamat  yang digunakan adalah www.google.com.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dari geng adalah segerombolan orang-orang yang melakukan kegiatan atau tindakan (biasanya yang terlarang) bersama-sama.. Sedangkan motor adalah sepeda yang digerakan dengan mesin. (KBBI, 1993 : Jakarta)
Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang suka kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai.
B.     Terbentuknya Geng Motor
Mulanya kumpul-kumpul sesama pecinta motor, kemudian berubah jadi geng yang beranggotakan puluhan bahkan ratusan orang. Di jalanan, mereka membentuk gaya hidup yang terkadang menyimpang dari kelaziman demi menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran adalah upaya dalam pencarian identitas mereka. Selama ini banyak anggota geng motor itu dari kalangan anak-anak Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan menggunakan berbagai jenis motor. Mereka berkeliaran di malam hari sekitar pukul 23.00 sampai 03.00, dan melakukan berbagai keonaran, penganiayaan dan kejahatan lainnya, bahkan sampai membunuh. Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak keberingasan anak muda. Perkembangannya, tak lepas dari trend an mode yang sedang berlangsung saat itu. Aksi brutal itu perlu diredam. Mulanya berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos sekolah, lama-lama mencuri, merampok dan membunuh. Lumrahnya jika sudah berani jahat ada indikasi mereka mengkonsumsi narkoba
Begitu pun membenci dan melawan orang tua. Mereka sadar karena masih sekolah sumber keuangan ada di orang tua. Oleh karenanya, jika orang tua tak memberi uang cukup, mereka terpaksa membenci dan mengancam orangtuanya tadi. Sedang aksi kejahatan berupa perampasan dan perampokan, merupakan jalan lain untuk mendapatkan penghasilan.
Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman keras, anggota geng motor juga akrab dengan obat-obatatan terlarang. Bahkan, ada satu geng motor yang ketua dan anggotanya bahkan merupakan pengedar dan pengguna obat-obatan
Alasan lain untuk menunjukkan eksistensi diri dan mencari uang. Mereka ingin diakui keberadaannya. Tapi ada juga yang asal mulanya hanya karena senang kebut-kebutan. Soal sebab tawuran antar geng motor, banyak hal yang bisa menjadi pemicunya. Mulai dari masalah rebutan wanita, daerah kekuasaan, hingga wilayah pemasaran obat-obatan. Seperti disebutkan tadi, tidak sedikit anggota geng motor yang terlibat dalam perdagangan barkoba.Banyak anggota geng motor di Bandung yang tak begitu takut dengan aparat. Sebab tak sedikit pula anggota geng motor yang punya beking kuat di polisi sendiri. Jumlah anggota geng di Bandung kini semakin banyak. Sebab jumlah motor semakin banyak plus kian teraturnya organisasi geng motor. Di tiap wilayah mereka selalu mempunyai pemimpin. Kalau motor hilang dirampas geng musuh atau polisi, mereka enggak bakalan rugi. Karena rata-rata mereka memiliki motor itu dari hasil menjambret atau meminjam motor, Anggota geng sebagian besar adalah remaja tanggung atau masih duduk di bangku SMU. Mereka belum mempunyai penghasilan sendiri. Karena itulah mereka sering melakukan kejahatan agar bisa membeli obat-obatan tersebut.
C.    MACAM MACAM GENG MOTOR di BANDUNG
Berdasarkan penyelidikan, ada empat geng terkenal di Kota Bandung, yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road (GRB), Berigadir Seven (Briges) dan Mounraker yang pada hakikatnya memiliki ‘ideologi’ sama, mencetak anggota dari kalangan siswa SMP dan SMA menjadi remaja yang berperilaku jahat dan tak lepas dari tiga sumpah di atas. Anggota bukan saja laki-laki, tetapi banyak juga remaja putri yang senang ngumpul-ngumpul, berbaur dengan putra. Merujuk dari tiga poin doktrin geng motor tersebut, dapat dimaklumi kalau mereka selalu berbuat jahat karena termotivasi doktrin yang ada di kumpulanya itu. Hanya saja, aksi kejahatan mereka kini semakin membabi buta. Bukan saja sebatas tawuran atau merampas sepeda motor, tapi mereka sudah berani merampok dan membunuh. Masalah kejahatan inilah yang kini jadi ‘momok’ warga Bandung untuk keluar pada malam hari. Dan sering membuat kewalahan polisi untuk memberantasnya.
1. Geng XTC
Geng XTC berdiri pada tahun 1982 di Kota Bandung. Dengan menancapka bendera putih biru muda bergambarkan lebah itu awalnya didirikan sekelompok anak SMA swasta elite di kota ini. Rekruitmen anggota terus digenjot kelompok ini. Sehingga pada usia belasan tahun geng ini mampu menarik anak sekolah dan dengan cepat berkembang di daerah-daerah di Jawa Barat.
Dalam membuat anggota baru, XTC memiliki cara tersendiri. Para
anggota yang datang dari lingkungan sekolah SMP dan SMA selalu digodok di daerah Lembang selama empat hari untuk mengikuti trainingloyalitas. Yang lebih parah lagi, semua anggota baru yang lulus dalam uji loyalitas, harus mengikuti tes terakhir ketika mereka pulang ke rumah. Tes itu berupa mengendarai sepeda motor Lembang-Bandung tanpa harus menggunakan rem . Anggota XTC memiliki keunikan tersendiri dalam organisasinya. Setiap orang mengundurkan diri dari keanggotaanya yang bersangkutan diharuskan potong jari kelingking. Upacara ini menandakan kesetiaan seseorang terhadap geng.
2. Brigadir Seven (Briges)
Tahun 1980-an juga ditandai kelahiran Brigez dan GBR. Brigez lahir di SMUN 7 Bandung,  sesuai dengan namanya Brigade Seven. Sejak masih embrio pada tahun 80-an geng ini merupakan rival terberat XTC. Awal terbentuknya tak lebih dari hanya sekadar kumpul-kumpul biasa. Dulu geng ini hanya beranggotakan tidak lebih dari 50 motor. Kini pengikutnya mencapai ribuan motor dan tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat. Sistem pengorganisasiannya tidak jelas. Tidak ada pengurus, hanya ada ketua yang bertugas mengkoordinir saja. Warna bendera negara Irak tanpa huruf Arab di tengahnya, menjadi lambang identitas kelompok ini dengan kelelawar hitam sebagai simbolnya. Nama Brigez  acapkali diplesetkan menjadi Brigade setan atau Brigade Senja, karena mereka sering nongkrong bersamaan dengan kepulangan sang surya. Berbeda dengan XTC, Brigez identik dengan sikap anti birokrasi. Mereka menolak bersimbiosis dengan lembaga plat merah atau ormas bentukan kelompok politik tertentu. Kalau pun ada anggotanya yang menjadi kader partai, itu lebih bersifat individu dan tidak membawa bendera Brigez.Berbeda dengan geng motor Brigadir Seven (Briges) dalam merekrut anggota barunya. Tiga doktrin utama seperti musuhi polisi, lawan orang tua, dan berlaku jahat di tengah malam terus dikembangkan pada tubuh geng yang semula beranggotakan siswa SMA 7 Bandung. Terhadap anggota baru, Komandan Briges terus melakukan uji nyali mulai keterampilan dalam beraksi hingga mereka diharuskan minum darah anjing dan ayam. Konon, dua darah ini bisa menubuhhkan rasa berani pada diri seseorang. Dengan keberaniannya dalam beraksi, Briges mengalami perkembangan cukup lumayan. Di bawah bendera negera Jerman bergambarkan kelelawar hitam, Briges terus mengembangkan sayap dalam dunia geng hingga mengalami kekuatan kedua setelah XTC. Dalam dunia ‘pergengan’ di Bandung, Briges yang berdiri pada tahun
1980-an menempati posisi kedua dan sekaligus musuh bubuyutan XTC.
3. Moonraker
Moonraker, geng motor yang beridiri pada tahun 1978. Para pendiri geng ini merupakan siswa SMA yang ada di Jalan Dago yang mencintai dunia balapan motor pada waktu itu. Nama geng itu sendiri diambil dari judul film James Bond yang sedang naik daun pada waktu itu. Dalam pencaturan jumlah anggota geng ini di bawah Briges. Kecilnya anggota bukan jadi ukuran dalam dunia kejahatan. Anggota Moonraker sama saja dengan yang lain, beringas, ganas dan selalu siap perang pada malam hari. Di bawah naungan bendera merah putih biru bergambarkan kelelawar, Mounraker mampu berkuasa di kota ini. Sepanjang Jalan Dago, Dipati Ukur dan Dago pojok merupakan wilayah kekuasaanya. Masuk ke dalam komunitas ini tidak cuma-cuma. Calon anggota Moonraker, misalkan, tak jarang diwajibkan mengendarai motor tanpa rem dari Lembang hingga Jalan Setibudhi Bandung. Jaraknya sekitar 15 kilometer. Kalau tidak disuruh ngebut tanpa rem, anak baru dipaksa berkelahi dengan seniornya. Pendeknya, mereka tampil pada panggung kehidupan sosial dengan menawarkan model-model kekerasan. Diakui atau tidak, itulah pola yang terbentuk melalui berbagai gerakan yang mereka tampilkan. Tindakan kekerasan seperti  kebutuhan spritual untuk membentuk identitas kelompoknya. Belakangan geng ini sering bentrok dengan XTC menyusul sebagian wilayahnya telah dieksvansi geng itu. Kelompok ini konsisten dengan sistem keorganisasiannya. Setiap tahun ada penggantian kepengurusan dan membuat program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat. “Panglima Perang” mungkin terdengar unik dalam sebuah organisasi pencinta motor. Istilah ini biasanya digunakan oleh lembaga keamanan atau kelompok bersenjata. Di Moonraker sendiri,  Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat terjadi tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan kelompok lain. Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling lama dalam waktu 24 jam. Bagi para pembangkang yang melanggar tata tertib organisasi, sudah disiapkan tempat yang mereka sebut dengan nama “Sel 13,” semacam mahkamah pengadilan. Tempat ini paling dihindari oleh semua anggota. Jangan mengharap sebuah proses hukum layaknya sebuah lembaga pengadilan. Di sini para pembangkang itu akan mendapat penyiksaan dari senior-seniornya. Kategori pelanggaran itu antara lain memakai dan mengedarkan narkoba, bertindak melanggar hukum dan menjalin hubungan kasih dengan sesama anggota Moonraker.   Pengikut Moonraker semakin lama, terus membengkak. Kini tercatat anggotanya mencapai 1.400 orang, tersebar di berbagai wilayah.
4. Grab On Road (GRB)
Grab On Road (GRB) merupakan geng motor paling bontot di Kota Kembang. Anggota mayoritas anak SMP 2 yang memiliki hobi balapan setiap malam. Awal terbentuknya tak lebih dari hanya sekadar kumpul-kumpul biasa. Di bawah bendera merah kining hitam, geng tetap berjalan meski anggotanya hanya sedikit dibanding tiga geng lainnya. Kelompok ini mengidentifikasi diri dengan segala sesuatu berbau Jerman, paling tidak warna benderanya hitam-merah-kuning (urutan dari atas ke bawah). Daerah kekuasaan mereka sepanjang Jalan Sunda, Sumatera dan sekitarnyaGeng ini lamban dalam melakukan perkerutan anggota. Hal itu tertjadi karena pentolan pengurus masih anak SMP sehingga pola pegembangan organisasinya cukup lamban.
D.    UPAYA UNTUK MENGATASI GENG MOTOR
Upaya memerangi teror geng motor liar yang akhir-akhir ini makin meresahkan masyarakat terus digencarkan aparat kepolisian.Salah satunya dengan memutar rekaman video aksi gerombolan geng motor di sekolah-sekolah.  Hal ini dilakukan karena anggota geng motor liar umumnya masih berstatus pelajar SMA dan SMP. Selain berdialog dengan puluhan kepala sekolah serta guru bimbingan dan konseling (BK) dari berbagai sekolah di wilayah hukum mereka, juga memutar rekaman “pembaiatan” anggota baru sebuah geng motor liar di Bandung.
Video rekaman proses penahbisan enam remaja yang ingin menjadi anggota geng motor di Bandung diperoleh Sat Intelkam Polwiltabes Bandung dari seorang tersangka yang berhasil ditangkap. Lokasinya di sebuah perbukitan. Dalam rekaman video berdurasi 27:33 menit ini tergambar kegiatan yang mirip sebuah acara orientasi program studi dan pengenalan kampus (opspek) yang dibumbui adegan pukulan dan tamparan.Mirip doktrin kebersamaan dan kekeluargaan dalam acara orientasi kampus atau organisasi yang militeristiki. Film lain yaitu rekaman CCTV aksi perusakan minimarket Circle K. Rekaman berdurasi 5:43 menit ini menggambarkan aksi brutal mereka yang melempari minimarket Circle K dengan batu sekitar pukul 01.20 WIB dini hari. Gerombolan geng motor juga merusak sebuah sepeda motor yang tidak sempat diselamatkan pemiliknya.
Para guru dan kepala sekolah itu meminta petugas kepolisian menggandakan file rekaman itu ke flash diskmereka. Menurut rencana, rekaman tersebut akan dijadikan bahan mereka dalam sosialisasi “perang terhadap geng motor liar” di sekolah masing- masing.
Para remaja usia sekolah menengah pertama serta menengah atas dilarang untuk menjadi anggota geng motor atau klub sepeda motor. Bagi yang membandel akan diberi sanksi berupa dikeluarkan dari sekolah. Sekolah juga bisa memasang spanduk yang menentang kekerasan geng motor.
Selain itu pihak polisi juga melakukan razia motor-motor yang tidak memiliki surat-surat dan tas-tas sekolah yang dicurigai membawa senjata tajam ke seluruh sekolah di Kota dan Kabupaten Bandung, dengan dibantu para guru dan kepala sekolah. Tembak mati atau tembak melumpuhkan, merupakan stimulus jitu untuk memberikan efek jera pada meraka. Namun, action polisi mengarah kepenembakan itu belum. Geng motor yang diproses di perngadilan tak akan memberikan efek jera. Ketika pelaku divonis bebas, rekan-rekannya menyambut dan mengelu-elukan. Jika anggota geng motor ditangkap dan diadili maka anggota itu menjadi pahlawan. Olehkarenaya, untuk memberikan rasa aman pada warga dan tamu luar kota yang datang ke bandung, tindakan harus bersifat tegas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
  1. Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak keberingasan anak muda. Perkembangannya, tak lepas dari trend an mode yang sedang berlangsung saat itu.
  2. Anggota geng motor tidak lebih dari anak-anak yang kurang perhatian dari orang tua mereka. Mereka itu ingin cari perhatian dan dipuji-puji rekan satu gengnya karena di rumah tidak mendapat kasih sayang orang tua.
  3. Ada empat geng terkenal di Kota Bandung, yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road (GRB), Berigadir Seven (Briges) dan Mounraker yang pada hakikatnya memiliki ‘ideologi’ sama
  4. Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman keras, anggota geng motor juga akrab dengan obat-obatatan terlarang.
  5. Samurai merupakan senjata khas mereka. Senjata lainnya yakni golok, stik soft ball, bom molotof bahkan senjata api jenis pistol.
  6. Upaya memerangi teror geng motor liar antara lain dengan memutar rekaman video aksi gerombolan geng motor di sekolah-sekolah serta razia motor-motor yang tidak memiliki surat-surat dan tas-tas sekolah yang dicurigai.

B. Saran
  1. Para pelaku kejahatan yang berhimpun dalam Geng tersebut, harus ditindak sesuai hukum. Sedangkan bagi anggota yang tidak terlibat pelanggaran hukum, perlu segera disadarkan dan ditangani secara persuasif.
  2. Diperlukan semua pihak yang terkait dengan kehidupan umat beragama, untuk benar-benar memahami betapa pentingnya ajaran agama dan peningkatan amaliahnya.
  3. Proses penyadaran aggota geng motor harus dilakukan dengan bimbingan konseling yang mendalam dari ahlinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

wordpress.com/2007/01/30/pos-214
www.menkokesra.go.id/content/view/6116/39
www.hupelita.com
www.seputar-indonesia.com Rabu, 07/11/2007
Liputan6.com, JUM/Tim Liputan 6 SCTV
Pikiran Rakyat. Tuesday November 27, 2007
KOMPAS.Saturday, October 27, 2007
beritadotcom.blogspot.com/2007/10